Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

cara budidaya ikan lele di kolam tanah

Cara budidaya ikan lele di kolam tanah.Budidaya ikan lele sebagai salah satunya aktivitas atau usaha yang banyak digeluti oleh warga Indonesia. Perawatannya yang relatif gampang dan sasaran marketing yang lumayan luas jadi factor opsi tertentu untuk beberapa peternak ikan lele. Media pembudidayaan ikan lele juga cukup bermacam. Dimulai dari kolam terpal, kolam tembok, kolam bioflok, dan satu diantaranya dengan media kolam tanah. Pada ulasan ini kali, kita akan mengulas berkenaan bagaimanakah cara budidaya ikan lele di kolam tanah. Yok baca !
cara budidaya ikan lele di kolam tanah pdf
cara budidaya ikan lele di kolam tanah / Foto : istockphoto.com

Budidaya Lele di Kolam Tanah

Kolam tanah adalah media pembudidayaan ikan terhitung ikan lele yang dibikin berbahan khusus tanah yang dikeduk. Langkah budidaya ikan lele di kolam tanah relatif gampang. Pembikinan kolam tanah seharusnya menyaksikan dahulu tipe tanahnya, apa gampang mempernyerap air atau mungkin tidak. Untuk kolam tanah seharusnya dibikin pada tipe tanah yang tidak gampang mempernyerap air. Kolam tanah tidak dapat dibikin pada tanah yang berpasir, tanah berporous, dan tanah galian. Keunggulan pada kolam tanah juga berbagai macam, salah satunya :

Kelebihan Budidaya Lele di Kolam Tanah

  1. Tersedianya pakan alami pada kolam tanah akan semakin banyak. Karena tanah sebagai tempat tumbuhnya mikroorganisme yang dapat untuk pakan tambahan lele.
  2. Ongkos dalam pembikinan kolam tanah lebih murah dibanding dengan kolam tipe lain.
  3. Kolom pada tanah, proses pembongkaran tersisa pakan dan metabolisme dapat terjadi secara alami.
  4. Kolam tanah dapat dan mudah untuk dialih-fungsi, misalkan jadi sawah.

Tetapi dibalik beberapa kelebihan itu, ada banyak kelemahan pada kolam tanah. Satu diantaranya ialah kolam tanah rawan bocor. Kebocoran rawan terjadi pada tanggul kolam hingga peteranak harus tekun dalam menjaganya. Debet air yang masuk ke kolam juga susah di kontrol dan hewan predator dalam kolam susah untuk teridentifikasi.

Nach, sesudah ketahui kekurangan dan kelebihan dari kolam tanah, yok lihat penyiapan dalam beradabdaya ikan lele di kolam tanah !

Saat sebelum mengawali budidaya ikan lele di kolam tanah, perlu ada sesuatu hal yang jadi perhatian dimulai dari kolam, pakan, sampai periode panen. Tetapi hal khusus yang perlu disiapkan tentu saja ialah kolam. Berikut penyiapan dan langkah saat membuat kolam tanah.

A. Budidaya Ikan Lele di Kolam Tanah

1. Proses Penggalian Kolam

Saat sebelum ke arah pada proses penggalian, yakinkan lokasi untuk pembikinan kolam tanah sudah bersih dari sampah. Seterusnya mulai mengeruk tanah sama ukuran 5 x 3 mtr. dengan kedalaman 80 – 150 cm. Penggalian tanah dapat dilaksanakan memakai cangkul atau alat kekinian. Tanah hasil galian tidak boleh dibuang, seharusnya menjadikan tanah hasil galian sebagai tanggul. Tanggul dibuat di tepian kolam dengan lebar dan kuat supaya kolam tidak gampang bocor.

Janganlah lupa untuk memberinya salah satunya pipa pengeluaran air di salah satunya pojok tanggul kolam supaya air tidak melimpah. Janganlah lupa untuk membikin kemalir atau parit di tengah-tengah kolam sama ukuran lebar 40 cm dan kedalaman 20 cm. Pembikinan kemalir ini mempunyai tujuan untuk mempermudah saat lele akan dipanen.

2. Proses Pengeringan Kolam

Sesudah proses penggalian kolam usai, karena itu kolam harus dikeringkan lebih dulu. Keringkan kolam di bawah cahaya matahari sepanjang 3 – 7 hari. Yakinkan kolam harus betul-betul kering, pertanda dengan menyaksikan tanah di dasar kolam yang retak-retak.

Proses pengeringan ini berperan untuk membunuh semua bakteri yang berada di tanah kolam yang dapat memunculkan bibit penyakit untuk ikan lele. Disamping itu gas-gas beracun yang terjebak dalam tanah akan menguap lenyap bila terkena cahaya matahari.

3. Proses Penggemburan Tanah

Sesudah tanah pada dasar kolam ditegaskan betul-betul kering, proses setelah itu penggemburan pada tanah. Tanah digemburkan atau di membajak (dibalik) memakai cangkul dengan kedalaman sekitaran 10 cm. Tanah yang gembur gampang banyak mikroorganisme baik.

4. Proses Pekapuran Tanah

Jika tanah pada dasar kolam telah digemburkan, karena itu harus dilaksanakan proses penyebaran kapur. Proses pekapuran berperan untuk menyamakan tingkat keasaman atau pH pada tanah. Taburi kapur tohor dengan jumlah 50 – 200 g/m2. Makin asam tanah, karena itu jumlah kapur tohor yang ditaburkan juga makin tinggi. Sesudah kapur ditaburkan, aduk-aduk dengan tanah yang sudah gemburkan sampai tercampur rata dan diamkan sampai 7 hari.

5. Proses Pemupukan

Sesudah tanah dikasih kapur dan didiamkan sepanjang lebih kurang 1 minggu, hal seterusnya yang perlu dilaksanakan ialah pemberian pupuk. Pemupukan dapat memakai pupuk organik dari kotoran sapi, kerbau, kambing, atau dapat memakai pupuk kompos.

Taburi pupuk secara rata ke tanah pada dasar kolam, yakinkan tercampur rata dengan tanah yang sudah gembur. Juga bisa dipertambah dengan pupuk urea dan TSP. Selanjutnya padatkan tanah kombinasi barusan dan diamkan sampai 1 minggu.

Proses pemberian pupuk berperan untuk tumbuhkan organisme seperti fitoplankton dan cacing, di mana nanti biota itu menjadi pakan alami lele.

6. Pengisian Air

Sesudah kolam dipupuk, selanjutnya isikan kolam sama air dengan tinggi 50-70 cm dan diamkan sepanjang 1 minggu. Dalam kurun waktu 1 minggu air kolam akan tersinari oleh matahari dan tembus ke dasar kolam. Hal tersebut akan memacu tumbuh dan mengembangnya biota air seperti cacing dan fitoplankton yang berperan sebagai pakan alami lele. Sesudah 1 minggu, air kolam akan berbeda warna jadi kehijauan. Lantas tambah air ke kolam sampai ketinggian 100 – 120 cm.

Sesudah lakukan semua proses di atas, karena itu kolam tanah sudah siap untuk disebari benih ikan lele. Berikut keterangan berkenaan bibit ikan lele, pakan ikan lele, perawatan, sampai proses pemanenan.

B. Penyeleksian Bibit Lele

Perlu anda lihat saat sebelum beli bibit ikan lele berkenaan beberapa ciri bibit lele yang bagus. Bibit lele yang bagus sehat ciri-cirinya dia terus bergerak aktif. Yakinkan tidak ada cacat atau cedera di semua badan ikan lele, dimulai dari kepala sampai ekor.

Kulit bibit lele yang bagus berwarna mengkilat tanpa bintik dan ukuran seragam. Ukuran bibit lele yang siap ditempatkan kolam umumnya sekitaran 5 – 7 cm. Anda dapat pilih tipe bibit lele seperti keinginan anda. Ada bibit lele dumbo atau lele sangkuriang untuk diternakkan di kolam tanah.

C. Penyebaran Bibit Lele

Sesudah anda pastikan jika anda sudah beli bibit yang bagus dan sehat, lalu bibit itu ditempatkan ke kolam. Tapi harus diingat, janganlah sampai anda masukkan bibit ikan lele yang barusan anda membeli langsung ke kolam. Ini akan menyebabkan lele jadi stress, karena lele belum dikasih waktu untuk menyesuaikan sama air kolam.

Bibit lele harus sesuaikan temperatur lebih dulu dari tempat atau jerigen bawaan sama air kolam. Seharusnya yang perlu dilaksanakan dengan menempatkan bibit lele bersama tempat atau jerigen bawaannya ke kolam lalu biarkan sepanjang 15-30 menit. Kemudian miringkan sedikit tempat barusan dan diamkan bibit lele keluar sendirinya.

D. Pemberian Pakan Ikan Lele

Pemberian pakan pada lele yang dipiara dalam kolam tanah akan sedikit irit karena sudah ada pakan alami dari dalam kolam. Tapi lele perlu tambahan gizi. Anda dapat memberinya pakan bikinan berbentuk pelet. Pelet memiliki kandungan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan oleh lele.

Di saat lele masih juga dalam wujud bibit, pakan yang diberi berbentuk pelet yang masih juga dalam wujud scrumble atau butiran. Juga bisa diberi pakan tambahan cacing sutera atau kutu air. Bila lele telah besar, pelet yang diberi ialah pelet yang sesuai panjang badannya. Ada beberapa di pasar pakan lele yang disamakan dengan panjang badannya. Untuk mengirit pakan, anda bisa juga memberinya pakan alternative berbentuk ikan rucah atau keong sawah yang sudah dipotongi. Pakan alternative dari kombinasi daun singkong dan pelet bagus untuk lele.

Pemberian pakan dilakukakan 3 sampai 4 kali dalam sehari. Khusus untuk lele yang masih juga dalam wujud bibit, frekuesi pemberian pakan harus dipertingkat. Karena bibit lele gampang berasa lapar. Sesudah lele semakin bertambah besar, frekwensi pemberian pakan sedikit akan menyusut. Tiap 10 hari sekali lele diambil sampelnya untuk ketahui berapakah jumlah pakan yang perlu diberi sehari-harinya.

Saat memberikan pakan lele, anda harus memerhatikan apakan lele telah kenyang atau memang belum. Janganlah sampai lele terlalu kenyang. Jika lele telah kenyang karena itu dia tidak makan pakan atau pelet yang sudah ditebar. Selainnya mubadzir, tumpukan pakan di dasar kolam tidak bagus untuk lele karena akan memunculkan zat amonia yang dapat membuat lele jadi mati. Tetapi janganlah sampai anda terlambat dalam memberikan pakan, karena lele terhitung hewan kanibal. Dia akan memakan temannya khususnya yang memiliki ukuran lebih kecil jika pada keadaan kelaparan.

E. Cara Perawatan Ikan Lele

Dalam membudidayakan ikan lele, perlu dilaksanakan perawatan yang tekun dan teratur. Hal tersebut mencakup kebersihan kolam, hama, penyakit, dan sebagainya. Untuk kebersihan kolam, anda harus menukar air kolam bergantung dengan frekwensi pemberian pakan. Jika frekwensi pemberian pakan tinggi, karena itu kolam harus seringkali dibikin bersih.

Bila sudah tercium berbau seperti berbau busuk karena itu selekasnya tukar air kolam. Berbau busuk itu mengambil sumber dari beberapa sisa pakan yang terendap di dasar kolam. Angkat beberapa sisa pakan yang ada didasar kolam. Selanjutnya ubahlah air kolam dengan kuras sepertiga air kolam sisi bawah selanjutnya isi kembali sama air baru.

Untuk menahan supaya hama pemangsa lele seperti musang air, linsang, atau ular, seharusnya pada aliran penghasilan atau pembuangan air dikasih saringan atau seperti jaring-jaring strimin perlindungan. Juga bisa dengan memasangkan pagar di tepian kolam. Jaga temperatur air kolam supaya konstan pada range 28o celcius supaya lele masih tetap pada keadaan yang bagus.

F. Proses Panen Ikan Lele

Pada proses beternak, waktu panen ialah saat yang paling dinanti. Sesudah periode perawatan sepanjang 2,5 sampai tiga bulan, lele sudah siap untuk dipanen. Umumnya lele siap panen pada sebuah kg lele berisi sekitaran 5-9 ekor. Dua minggu saat sebelum lele dipanen, frekwensi pemberian pakan sedikit dikurangkan. Pada proses pemanenan, supaya gampang menguras air kolam lebih dulu memakai ember atau pompa sampai sisa air dengan tinggi 10-15 cm. Pakai sarung tangan atau kontribusi jala agar tangan anda tidak terserang patil. Kemudian sortir lele seusuai ukuran supaya lebih seragam.

Selainnya memakai media kolam tanah, anda bisa juga coba beradabdaya ikan lele di kolam tembok. Tetapi untuk kolam tembok sendiri memerlukan bujet yang semakin banyak dibanding kolam tanah. Tapi kolam tembok tidak rawan bocor sama dalam kolam tanah. Langkah budidaya ikan lele di kolam tembok juga keseluruhannya hampir serupa dengan budidaya ikan lele di kolam tanah. Namun sedikit berlainan dalam soal persiapan kolam.

Panduan Supaya Kolam Tanah Tidak Gampang Bocor

Salah satunya kekurangan dari kolam tanah ialah rawan terjadi kebocoran. Tapi ada banyak panduan langkah yang dapat dilaksanakan untuk meminimalkan kebocoran itu, yakni :

Kebocoran pada kolam tanah umumnya terjadi karena tanggul kolam (pematang) tidak atau mungkin kurang kuat. Karena itu dalam pembikinan tanggul kolam seharusnya memerhatikan di antara kedalaman kolam dengan lebar dan tinggi tanggul kolam. Umumnya tanggul kolam berupa trapesium sama kaki. Agar tanggul kolam kuat meredam debet air, tanggul dibikin dengan lebar atas 1 mtr. dan lebar bawah 2 sampai 3 mtr.. Tanggul kolam dimasukkan 20 cm mtr. di bawah dasar kolam supaya semakin kuat.

Selainnya dalam soal tanggul, anda dapat membuat dasar kolam dengan status miring ke pengeluaran air hingga mempermudah saat kuras air kolam. Kemiringan dasar kolam dari arah penghasilan ke pengeluaran 1-2 % . Maka tiap jarak 10 mtr. diberi beda ketinggian sekitaran 30 cm.

Aliran ditengah-tengah kolam (kemalir) dibikin miring ke pengeluaran air supaya mempermudah saat pengurasan. Untuk aliran penghasilan air dan pengeluaran air seharusnya dibuat terpisah dan berada di tengah-tengah segi kolam yang pendek. Hal itu diperuntukkan supaya perputaran air jadi lancar.