Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Budidaya Ikan Lele Mutiara

Budidaya ikan lele mutiara. Lele mutiara sebagai strain baru hasil persilangan di antara lele mesir, lele paiton, lele sangkuriang, dan lele dumbo. Tipe lele ini kerap diperbudidayakan karena mempunyai kualitas yang tinggi dan gampang untuk dipiara.

Budidaya Ikan Lele Mutiara
Budidaya Ikan Lele Mutiara

Pergerakan perkembangan ikan lele mutiara terbilang lumayan tinggi. Oleh karenanya, durasi waktu pemeliharaan bisa dikerjakan dalam saat yang singkat. Waktu yang dibutuhkan untuk pembesaran benih berukuran 5—7 cm untuk padat sebar 100 ekor/m2 memerlukan waktu sepanjang 40—50 hari. Sementara, untuk padat sebar 200—300 ekor/m2 butuh waktu untuk pembesaran selama 60—80 hari.

Lele mutiara memiliki daya tahan pada penyakit yang tinggi disertai dengan toleran pada lingkungan relatif tinggi. Ikan ini bisa hidup pada temperatur 15—35°C, kandungan amonia < 3 mg/L, pH 5—10, kandungan nitrit < 0,3 mg/L, dan kandungan salinitas 0—10 %.

Kelebihan yang lain dimiliki oleh lele strain baru ini yaitu produktivitasnya yang terbilang tinggi dibandingkan dengan benih-benih lele strain lainnya. Selain itu, bagian daging yang dimilikinya cenderung lebih banyak maka alokasi keuntungan beradabdaya lele mutiara di tahapan pembesaran lebih menguntungkan dibanding dengan budidaya benih-benih strain lainnya.

Salah satu teknik budidaya yang membutuhkan modal kurang ialah teknik budidaya dengan total akuakultur. Tenik total akuakultur merupakan metode pengaplikasian seluruh elemen yang mempengaruhi keproduktifan budidaya keseluruhannya dan seefesien mungkin. Budidaya dengan teknik ini kebanyakan dipakai untuk upaya pembesaran.

Secara umum teknik budidaya total akuakultur butuh modal awalan sekitaran Rp4.100.000,00 dengan hitungan untuk pengeluaran beli benih lele sekitar 3.200 ekor untuk volume kolam terpal bundar 3.5 m2.

Kelebihan lain dari teknik budidaya ini ialah mudah dilaksanakan untuk segmen pembesaran dengan periode panen yang bisa dilaksanakan dalam kurun waktu 50 hari dan tidak memerlukan tempat yang luas. Pembesaran lele bisa dilaksanakan di kolam terpal berdiameter 3 m yang sanggup memuat komunitas sekitar 3.000 ekor.

Tehnik budidaya ini bisa memakai beragam tipe kolam seperti kolam beton, kolam fiber, kolam terpal, dan kolam tanah. Hal yang perlu jadi perhatian untuk pembikinan kolam ialah konstruksinya harus pas supaya tidak gampang bocor, gampang diatur, dan bisa membuat perlindungan ikan yang berada di dalamnya.



Benih yang bakal disebar harus seragam. Benih yang dipakai harus mempunyai keadaan yang sehat dan tidak cacat. Ukuran benih untuk pembesaran bisa dari 4.5—7 cm atau 6.5—8 cm.

Manajemen pemberian pakan harus dikerjakan dengan benar supaya menghasilkan ikan dengan kualitas yang diharap. Pakan yang diberi sebagai pakan yang sudah difermentasi yang terdiri dari 300 mililiter larutan stock probiotik fermentatif dengan 1 kg pakan. Pakan ini akan diberi minimum 2x satu hari, pada sore dan pagi hari.

Tingkatan seterusnya yang perlu dilaksanakan ialah pantauan selama saat perawatan. Ini memiliki tujuan mendeteksi sedini mungkin kendala yang ada selama saat budidaya.